Orang Minangkabau sangat memegang
teguh pepatah-pepatah adat mereka baik dalam kehidupan di daerah sendiri maupun
di daerah perantauan. Karena mereka
meyakini bahwa setiap pepatah yang ada di dalam adat mereka itu mempunyai makna
yang mendalam yang akan menjadi pijakan dan pembangkit semangat saat mereka
menjalani kehidupan. Dibawah ini adalah beberapa pepatah Minangkabau yang dapat
memotivasi kita semua.
1.
Alam
takambang jadi guru
Alam
terkembang jadi guru, adalah bahasa indonesia dari alam takambang jadi guru pepatah Minangkabau yang pertama ini.
Maksudnya, Belajar itu tidak mesti dari guru, kita bisa belajar dari diri
sendiri, dari orang lain bahkan dari alam baik hewan, tumbuh-tumbuhan bahkan benda mati sekalipun.
Ilmu
padi contohnya, ketika sebatang padi mulai dewasa dan mulai berisi maka dia
akan semakin merunduk. Didalam kehidupan ini, orang yang semakin tinggi ilmunya
maka dia harus semakin rendah hatinya. Inilah salah satu pelajaran yang dapat
kita ambil dari sebatang padi, bahwa kita tidak boleh sombong dengan ilmu yang
kita dapati, karena Allah adalah maha segala-galanya. Jadi, tidak pantas kita
sombong dengan ilmu yang tidak akan pernah menyaingi ilmu Allah.
2.
Bajalan
paliharo kaki, bakato paliharo lidah
Dalam
bahasa indonesia, pepatah ini dimaksudkan bahwa ketika berjalan peliharalah
kaki dan ketika berbicara peliharalah lidah. Maksud dari pepatah ini adalah
jika kita hendak memutuskan sesuatu hendaklah mempertimbangkan segala apa yang
terjadi nantinya.
Setiap
apa yang kita lakukan harus kita pertanggungjawabkan. Oleh sebab itu, pepatah
ini menekankan kita supaya berhati-hati dalam mengambil keputusan dan
berhati-hati saat berbicara agar tidak ada orang yang tersakiti oleh perlakuan
kita.
3.
Buruak
muko jan camin nan dibalah
Pepatah
ini mengisaratkan kepada kita bahwa buruk muka jangan cermin yang dibelah.
Pepatah Minang ini menjelaskan bahwa kita harus mencari penyebab sesuatu itu
dengan teliti dan cermat sesuai dengan apa yang terjadi. Jangan sampai kita menjadi
seperti orang yang memecahkan kacanya lantaran wajahnya buruk ketika dia lihat
di cermin.
Setiap
akibat pasti ada sebab yang sesuai dengan akibatnya. Kita harus intropeksi diri
kita sebelum menyalahkan orang lain. Janganlah kita menjadi orang yang tidak
tahu dengan kesalahan kita sendiri. Dan juga janganlah menjadi orang yang tidak
bertanggung jawab dengan perbuatan sendiri apalagi menyalahkan orang lain.
4.
Jan
jadi batuang indak bamiang, jan jadi bungo indak baduri
Maksud
pepatah Minang yang keempat ini adalah janganlah kita menjadi seperti bambu
yang tidak bermiang atau menjadi bunga yang tidak berduri. Bambu tidak bermiang
atau bunga yang tidak berduri sama halnya laki-laki atau perempuan yang tidak
tau malu dan tidak pandai menjaga diri.
Pepatah
ini biasanya disampaikan oleh orang tua di Minangkabau kepada anaknya saat
anaknya menuntut ilmu atau pergi merantau agar anaknya menjadi orang yang
berbudi baik dan memiliki pedoman hidup.
5.
Jan
bagantuang ka dahan lapuak, jan bapijak ka aka mati
Di
Minangkabau, pepatah ini juga dijadikan nasehat oleh orang tua kepada anaknya
saat merantau dan sebagainya.
Dalam
bahasa indonesia, pepatah ini berarti jangan bergelantung dengan batang kayu
yang lapuk dan jangan berpijak ke akar yang telah mati. Maksudnya adalah di
dalam hidup ini jangan melakukan segala sesuatu yang tidak ada landasannya,
jangan lakukan apapun yang kita tidak ketahui tentangnya.
Semoga bermanfaat!
catt: lihat juga di datdut
Komentar
Posting Komentar