Siapa yang tidak kenal
dengan Padang, kota yang identik dengan masakan randangnyo dan
terkenal dengan sebutan kota bengkoang. Selain itu, sebagian besar wilayah
Padang memiliki kultur etnis yang disebut Minangkabau. Sehingga Padang disebut
juga ranah minangkabau dengan kebudayaannya yang kental dan
unik. Tidak hanya itu, Minangkabau juga memiliki pepatah-petitih yang khas
dalam mengatur perilaku mereka sehari-hari.
Di Minangkabau ada
istilah kato nan ampek. Dalam bahasa Indonesia, kato
nan ampek ini berarti kata yang empat. Kato dari
istilah diatas berarti aturan dalam berbicara tentang bagaimana seharusnya kita
berbicara dengan orang lain. Kapan kita harus berbicara lemah lembut, kapan
kita harus bicara tegas dan seterusnya itu diatur dalam kato nan ampek.
Inilah kato nan
ampek yang ada di Minangkabau:
1.
Kato mandaki
Kato mandaki atau kata mendaki adalah tata bicara
seseorang kepada orang yang lebih tua dari kita seperti berbicara kepada uda (kakak
laki-laki), uni (kakak perempuan), abak (ayah), amak(ibu)
dan kepada semua orang yang lebih tua dari kita.
Saat berbicara kepada
orang yang lebih tua dari kita, kita harus memperhatikan setiap kata-kata yang
kita gunakan, kita harus tahu kapan saatnya kita bicara serius ataupun
bercanda. Dalam kato mandaki, cara bicara kepada orang yang
disebutkan diatas adalah dengan menggunakan etika yang baik dan sopan.
2.
Kato manurun
Berbeda dengan kato
mandaki, kato manurun atau kata menurun digunakan saat kita berbicara
kepada
orang yang lebih muda daripada kita. Seperti saat kita berbicara kepada adik kita. Karena mereka adalah orang yang lebih kecil dan belum sedewasa kita, maka bahasa yang digunakan adalah bahasa lemah lembut, dan kita boleh bicara yang tegas saat menasehatinya.
orang yang lebih muda daripada kita. Seperti saat kita berbicara kepada adik kita. Karena mereka adalah orang yang lebih kecil dan belum sedewasa kita, maka bahasa yang digunakan adalah bahasa lemah lembut, dan kita boleh bicara yang tegas saat menasehatinya.
3.
Kato mandata
Kato mandata atau kata mendatar adalah tata
bicara kita kepada teman sebaya atau kepada orang yang seumuran dengan kita.
Bahasa yang digunakan adalah bahasa pergaulan yang baik. Dalam kato
mandata, teman yang baik adalah orang yang selalu ada saat duka cita
maupun dalam suka cita, jujur dalam segala hal yang berbentuk kebaikan. Oleh
sebab itu dalam berteman janganlah kita mangguntiang dalam lipatan dan
manuhuak kawan sairiang, artinya adalah janganlah kita menjadi orang
yang berlaku baik hanya dihadapan teman kita.
4.
Kato malereang
Kato malereang atau kata melereng adalah tata bicara kita
terhadap orang yang kita segani. Hampir sama dengan kato mandaki yang
juga ditujukan kepada orang yang lebih tua, namun perbedaannya adalah kato
malereang digunakan kepada orang yang kita segani seperti mertua dan
pembicaran antar tokoh adat, agama dan pemimpin. Dalam kato malereang, bahasa
yang digunakan adalah bahasa sesuai dengan situasinya. Di Minangkabau jika kita
berbicara dengan pemuka adat, biasanya mereka menggunakan kata-kata kiasan dan
kata-kata yang penuh makna. Oleh sebab itu kata-kata yang digunakan haruslah
memikirkan dahulu apa yang dikatakan, jangan mengatakan apa yang dipikirkan.
Inilah penjelasan
singkat tentang kato nan ampek di Minangkabau. Semoga kita
bisa menjadi insan yang tahu dengan aturan dalam kehidupan kita sendiri dan
bisa mengamalkannya.
Semoga bermanfaat!
Komentar
Posting Komentar