Jika semua manusia tahu hakikat hidup ini
niscaya neraka akan kesepian karena semua orang sadar dengan penciptanya dan
pasti patuh dengan-Nya. Tapi inilah jalan hidup, dan di sinilah letak keadilan
itu, yang baik ada karena yang jahat ada, cahaya ada karena adanya gelap, siang
ada karena adanya malam. Begitu juga dengan keberadaannya, jika anda tahu bahwa
gelap itu tidak ada maka sedikit-demi sedikit mata hati anda akan terbuka. Ya,
gelap itu sesungguhnya tidak ada melainkan ketiadaan cahaya. Inilah disebut
keadilan Allah. Allah menciptakan siang dan malam, panas dan dingin, bahagia
dan sengsara, suka dan duka. Semuanya adalah keadilan Allah yang mesti kita
syukuri.
Mengenai syukur, sangat mudah sekali anda
bersyukur terhadap semua yang anda lakukan. Yang sulit bukan syukurnya
melainkan cara pandang anda untuk melihat sisi syukur itu. Zaman sekarang ini
banyak orang yang terpengaruh oleh rusaknya akhlak dan etika bertuhan, di mana
harta dan tahta adalah segalanya. Semua orang pasti menginginkan harta yang
berlimpah, uang yang banyak, sehingga membuat pola piker manusia lebih cendrung
bersyukur jika halnya dia mendapatkan harta, mobil dan motor mewah, dan uang
yang berlimpah. Namun, sedikit sekali yang paham bahwa semua itu akan sirna. Di
bawah ini akan diceritakan sebuah kisah yang perlahan-lahan membuka sudut pandang
anda tentang hakikat bersyukur.
Di sebuah bukit nan tinggi, terhamparlah
kebun teh dengan dedaunan hijau setinggi satu meter, dedaunan ini sangatlah
hijau mempesona apalagi pancaran hijaunya nan elok saat tersirami sinar
matahari. Di sana tampak dua insan yang baru dua bulan menikah. Ternyata mereka
sedang memetik pucuk daun teh itu. Mereka berdua tampak asyik memetic sambal bercanda.
Mereka memang hidup sederhana dan apa adanya, setidaknya mereka masih bisa
makan dan minum. Seketika lewatlah bapak-bapak yang bersepeda membawa peralatan
kebun. Mereka berdua merasa iri melihat bapak tersebut karena memiliki sepeda.
Sehari-hari mereka hanya berjalan kaki. Mereka berdua membayangkan alangkah
indahnya jika memiliki sepeda untuk dipakai sehingga tidak perlu capek-capek
jalan kaki. Tidak lama setelah itu bapak itu sampai di jalanan beraspal yang biasa
ia lewati ketika hendak menuju kebunnya. Tidak lama saat bapak itu menyusuri
jalan dia disalip temannya yang sedang mengendarai sepeda motor seraya menyapa
bapak yang bersepeda tadi. Apa yang anda pikirkan? Bapak itu ternyata merasa
iri dengan temannya tadi yang memiliki sepeda motor.
Bagaimana cerita selanjutnya?, dari depan
sang pengendara motor melihat mobil mewah dengan kecepatan sedang melintas dengan
elok. Hal yang sama pun terjadi, sang pengendara motor juga merasa iri dan
ingin mempunyai mobil mewah sehingga dia tidak merasakan kepanasan dan
kehujanan jika hujan. Bagian akhir cerita ini adalah ketia sang pengendara
mobil melintasi kebun the tadi, ternyata sang pengendara mobil ini melihat
sepasang kekasih yang tengah asik memetik daun teh berdua. Dia merasa iri
dengan mereka karena dengan kesibukannya dan juga kesibukan istrinya mereka
sangat jarang bersama. Dia sangat menginginkan hidupnya bahagia dan selalu
bersama sang istri.
Jika sepasang kekasih tahu keadaan
pengendara mobil, jika bapak pengendara sepeda tahu keadaan sepasang kekasih,
jika pengendara motor tahu impian sang pengendara sepeda dan jika sang
pengendara mobil tahu hasrat seorang pengendara motor, jika kita tahu banyak
orang yang menginginkan posisi kita maka kita akan sadar dengan nikmat yang
kita miliki dan di sinilah rasa syukur kita akan bertambah.
Komentar
Posting Komentar